Home > Sastra

Bukan Pakai Senjata, Khomeni Berjihad Lawan Inggris dengan Gelorakan Bahasa Esperanto

Cara Khomeini melawan kolinial Inggris bukan dengan senjata tapi bahasa

Selain perbedaan agama dan etnis, perbedaan bahasa pun bisa menjadi faktor utama yang memecah belah berbagai bangsa. Hal ini pernah terjadi di Białystok, Polandia (saat itu masih menjadi wilayah Kekaisaran Rusia) pada abad ke-19.

Kala itu Kota Białystok dihuni oleh beragam etnis yakni Belarusia, Yahudi, Rusia, Jerman, dan Polandia. Antara berbagai etnis yang ada saat itu menuturkan bahasa berbeda, orang-orang Yahudi menuturkan bahasa Yiddish & Ibrani, kemudian terdapat penutur bahasa Polandia, Rusia, Belarus, dan Jerman.

Antar etnis ini sulit berkomunikasi satu sama lain dan antar etnis terdapat prasangka rasial yang serius, semua etnis tersebut saling bermusuhan. Kemudian seorang dokter mata yakni Dr. L.L. Zamenhof merasa resah dan sedih dengan keadaan yang ada, ia berpikir keras mengapa bisa terjadi pergesekan yang serius dan bagaimana cara mempersatukan antar etnis yang berbeda dengan budaya, bahasa, dan agama yang beragam ini untuk saling kerjasama dan bersaudara sebagi satu umat manusia?

Lantas Dr. L.L. Zamenhof kemudian membuat sebuah bahasa ciptaannya sendiri, bahasa Esperanto. Dr. Zamenhof menerbitkan buku tatabahasa (grammar) bahasa ciptaannya sendiri, ia terbitkan dengan nama pena Doktoro Esperanto (Dokter yang Berharap), ia ambil nama ini dari kata Esperanto yang artinya ialah “harapan.” Ia kemudian menulis sejumlah buku, sejumlah puisi dalam bahasa Esperanto dan juga menerjemahkan sejumlah karya sastra ternama ke dalam bahasa ciptaannya.

× Image