Home > Sejarah

Politik Pakai Sepatu di Indonesia Era Kolonial

Mencari jejak munculnya kesadaran bersepatu di masyarakat Batavia

Menariknya, kalangan muda menentang gagasan ini. Menurut generasi muda berpendidikan Barat, semua aturan berpakaian yang diterapkan pemerintah Hindia-Belanda harus dipertahankan sebagai bentuk penindasan kaum terjajah. Di sisi lain, generasi muda berpendidikan Barat menuntut pelepasan sepenuhnya budaya nasional demi membentuk identitas nasional yang lebih egaliter.

Respon orang Eropa juga terbagi dua. Mayoritas, seperti pers Eropa dan pejabat Belanda, merespon usulan itu dengan ketakutan. Mereka mengaitkannya dengan komunisme, yang suka melakukan pemberontakan. Lebih dari itu, penghapusan bentuk tradisional akan menghasilkan siklus pemberontakan antikolonial.

Kelompok minoritas kulit putih, diwakili pejabat tinggi Hindia-Belanda, lebih suka mengikutisaran Christian Snouck Hurgronje -- orientalis dan pakar Islam pribumi. Menurut Hurgronje, tuntutan itu wajar di setiap budaya yang mengikuti perkembangan zaman.

Jadi, Hurgronje -- seperti juga pejabat tinggi pemerintah Hindia-Belanda -- setuju mengizinkan pribumi berpakaian ala Eropa; mengenakan celana dan sepatu, pada acara penting. Syaratnya, tidak melakukan semua itu untuk menghindari hukum dan menyebabkan kerugian.

× Image