Home > Sejarah

Politik Pakai Sepatu di Indonesia Era Kolonial

Mencari jejak munculnya kesadaran bersepatu di masyarakat Batavia

Perjuangan Untuk Bersepatu

Pada 25 Mei 1913, saat peringatan ulang tahun ke-5 Boedi Oetomo, aktivis Soemarsono mengisi kuliah umum dengan tema menarik, yaitu perlunya dimulai perjuangan menuntut hak bersepatu bagi pribumi. Menuutnya, pribumi harus memperjuangkan kesetaraan di antara bangsa-bangsa di Hindia Belanda. Salah satunya, menuntut hak bersepatu.

Perubahan penampilan, menurut Soemarsono, adalah keharusan bagi pribumi dan merupakan sebuah cara mengubah mentalitas rendah diri dan selalu tertindas dalam hirarki sosial.

Pidato Soemarsono tersebar dengan cepat dalam artikel di surat kabar Doenia Bergerak. Soemarsono tidak hanya menuntut hak bersepatu, tapi mengenakan pakaian Barat seperti celana dan duduk di kursi. Pribumi punya hak duduk di kursi, bukan ngedeprok di lantai seperti dalam budaya tradisional.

Terjadi pro-kontra. Kalangan tua mendukung gagasan Soemarsono tapi dengan catatan. Yaitu, modernisasi berpakaian tidak boleh meninggalkan yang tradisional. Artinya, ada kombinasi antara pakaian tradisional dan modern.

× Image