Home > Agama

Ada Apa dengan Oknum PBNU Melakukan Kunjungan Ke Israel

Cukup sulit bila berharap sumbangan material yang signifikan pada kelompok Yahudi kecuali sekejar pujian.

Saya termasuk orang-orang pertama yang menggagas Dialog Yahudi-Muslim di Amerika. Bahkan saya menulis Buku bersama dengan seorang Pendeta Yahudi berjudul “Anak-Anak Ibrahim: hal-hal yang menyatukan dan memisahkan Muslim dan Yahudi”. Tujuan saya murni untuk meredam kesalah pahaman dan kebencian kepada Islam dan masyarakat Muslim di Amerika. Juga karena saya memahami jika anti Semitism di Amerika cukup tinggi. Karenanya saya merasa penting jika kedua komunitas ini bisa bekerjasama menghadapi musuh bersama itu.

Maka komitmen saya terhadap dialog antar agama tidak perlu dipertanyakan. Dengan segala Perbedaan politik dengan Yahudi saya tetap komitmen membangun dialog dengan mereka dalam hal-hal yang menjadi kepentingan bersama (mutual interest), khususnya dalam upaya memerangi Islamophobia dan anti Semitism.

Akan tetapi ketika sudah berkaitan dengan Israel dan kekejamannya maka saya perlu mengambil garis tegas dan jelas. Dengan penjajah apalagi penjajahan atas bumi suci Al-Quds tidak akan saya tolerir. Sebagian tokoh Yahudi di Amerika paham posisi saya ini. Sehingga pada saat peluncuran Buku saya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab di Dubai, saya tidak hadir. Karena saya tahu Emirat dan Israel membangun kedekatan dan hubungan diplomasi.

Untuk itu saya ingatkan bahwa kita umat Islam harus ada pembatas yang jelas dalam menyikapi mana dialog antar agama, termasuk dengan Yahudi, dan mana yang sesungguhnya yang menjadi kepentingan Israel. Dan dalam hal ini saya berani mengatakan bahwa AJC adalah satu dari banyak organisasi yang membawa kepentingan Israel atas nama dialog antar agama. Maka jangan naif, apalagi karena didorong oleh penyakit “wahan” (inferiority complex) demi kepentingan duniawi.

× Image