Bukan Barang Baru, Indonesia itu Mengenal dan Sudah Pernah Mempraktikkan Oposisi
Istilah oposisi loyal adalah berasal dari pemikiran Cak Nur (Nurclosih Madjid). Dia dahulu menyatakan pihak oposisi di Indonesia tidak sekedar melakukan perlawanan dengan maksud memakzulkan sang penguasa eksekutif. Namun oposisi yang memberikan kontrol secara sehat dan dimanis.''Cak Nur mengatakan soal oposisi loyal kala dia juga mengatkan slogan 'Islam Yes, Partai Islam No' yang terkenal dan kontroversial itu."
Sehingga lanjut Herdi, adanya oposisi yang ada nantinya tidak untuk menjerumuskan pemerintah yang berkuasa. Melaikan dia melakukan kontrol agar pemerintah berjalan ‘on the track’ atau menjalankan kekuasaan secara benar.
‘’Apa artinya secara benar? Artinya pemerintah yang memegang teguh moral etik dan konstitusi 1945. Jadi tidak benar bila di negara Indonesia yang berbasis Pancasila itu tidak mengenal oposisi. Apalagi oposisi pernag dipraktikan di masa demokrasi parlementer pada kurun waktu 1945-1956,’’ katanya.
Herdi yang mantan visiting fellow di Monash Unversity Australia, Cornel University, dan UC Berkeley AS lebih tegas lagi menegaskan bila sebuah negara demokrasi tidak ada oposisi dikhawatirkan menghadirlan Otokrasi. Maksudnya, pemerintah yang menjalan kekuasaannya secara otoriter.
‘’Sebagai negara demokrasi kita tidak mau hal itu terjadi. Kota tidak ingin mengulangi masa Orde Baru yang tak kenal akan oposisi,’’ tandas Hedy Sahrajad.
Menyinggung mengenai pemilu hari ini relatif lebih tenang dari Pemilu 2029 yang sangat tegang dan penuh kubu-kuban. Namun ternyata demokrasi substansial masih cukup jauh dari capaian yang ideal.’’Di sana-sini banyak kekurangan. Di sinilah dibutuhkan adanya kaum democrat yang konsisten.”