Sempat Menguat Sebelum Pemilu, Munculnya Kekuatan Oposisi di Indonesia Kembali Melemah
Baru saja diumumkan siapa pemenang Pemilu 2024, langsung saja tanda-tanda munculnya opisisi di Indonesia kembalu melemah. Semula ,menjelang kampanye tanda itu terlihat kuat. Di mana-mana terdengar pendapat akan perlunya mekanisme 'chek and balanced' dalam kehidupan kenegaraan Indonesia sebagai wujud sebagai negara demokrasi.
Tokoh pergerakan Mahasiswa Hariman Siregar mengatakan arah demokrasi harus diselamatkan. Ini penting untuk menjaga kestabilan kehidupan bangsa.
‘’Oposisi memang harus ada dalam negara demorasi sebagai sarana 'chek and balanced' dalam pemerintahan dan kenagaraan. Tapi tanda-tanda atau implementasinya kok sekarang melemah lagi. Belum apa-apa, yakni baru diumumkan siapa pemenang pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) langsung terkesan menurun,’’ kata Hariman Siregar, di Markas Indonesia, Pasar Baru, Jakarta, Jumat (22/03/2024).
Kehidupan ke depan akan banyak tantangan. Pemerintah harus berhati-hati karena rakyat terlihat masih hidup dalam kegamangan. Mereka masih bertanya-tanya tentang nasibnya di masa depan.
Dosen sejarah Universitas Indonesia, Zaenal Airlangga mengatakan tugas pemerintahan masa depan adalah menjaga demokrasi tetap eksis. Ini penting karena pemilih Indonesia adalah irasional. Mereka belum terlalu tertarik untuk mendalami arti demokrasi secara sesungguhnya.
“Secara psikologi kesadaran masyarakat belum terbangun. Mereka belum tercerahkan dengan baik. Ini juga kesalahan karena masyarakat selama ini lebih banyak menjadi obyek politik. Sehingga ketika ditawarkan dengan perubahan mereka tidak terlalu paham. Di sinilah mau tidak mau harus ada pendidikan politik. Terutama ini ditujukan kepada generasi muda agar mereka tidak teralienasi dari politik,’’ kata Zainal.