Home > Ekonomi

Beras Pada Kelaparan Jawa: Rusuh Sosial Berasal dari Perut Kosong!

Sejarah beras dan jejak kelaparan pada peradaban Jawa

Keberhasilam mencetak sawah dan membuat produksi berlimpah, membuat perhatian penguasa Majapahit tertarik. Maka dia pun mendapatkan pujian, bahkan kemudian mendapat gelar sebagai penyelamat bangsa dari krisis kelaparan.

Setelah sukses mengatasi kelaparan dengan mencetak sawah maka Malik Ibrahim mulai melakukan dakwah. Bahkan gerakannya dapat dilakuan secara leluasa karena dia punya jasa besar kepada Majapahit. Dia pun tidak dicurigai sebagai orang pembuat onar atau jululan buruk lainnya. Maulana Malik Ibrahim ini membuktikan bahwa dakwah hanya dilakukan ketika perut rakyat kenyang dan hidup sejahtera berkeucukapan.

*****

Posisi utama beras dalam politik kekuasaan Jawa itu kemudian terjadi lagi pada menjelang perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro (1825-1830 M). Kala itu semenjak awal tahun 1900 rakyat Jawa secara perlahan mengamali krisis pangan. Kelaparan merebak di mana-mana. Di sepanjang pantai utara Jawa orang-orang mati kelaparan gampang ditemukan. Desa-desa sangat menderita. Kehidupan rakyat sangat buruk: Miskin dan lapar.

Tak hanya itu, akibat kelaparan akut pada saat yang sama juga muncul terjangan pandemic kolera. Rakyat ternyata tak lagi peduli akan jenis makanan yang dikonsumsi, selain juga sebagai akibat mereka tak paham akan kebersihan makanan dan minuman. Ini misalnya meminum air yang tanpa di masak yang banyak menyebabkan sakit perut hingga kolera.

Kerawanan sosial ini makin bertambah dengan meletusnya gunung Tambora di Nusa Tenggara dan gunung Merapi yang berada di Jogjakarta. Khusus untuk letusan Gunung Tambora efeknya adalah dalam beberapa tahun terjadi perubahan iklim sehingga musim tanam padi berantakan.

Krisis pangan akibat kelangkaan beras di Jawa itu diam-diam beranjut hingga tahun 1900, atau menjelang ditetapkannya kebijakan politik etis. Semua tahu akibat tanam paksa mala lahan-lahan sawah yang subur di Jawa beralih fungsi menjadi lahan yang diperuntukan bagi komiditi pertanian yang laku di Eropa.

Maka lahan-lahan subur tak lagi di tanami padi berubah misalnya menjadi lahan pertanian tebu dan tembakau. Akibatnya, produksi beras merosot, rakyat lagi-lagi banyak yang kelaparan.

× Image