Home > Sejarah

Kisah Kapitein der Chinezen Karawaci Oey Djie San yang Meninggalkan Jabatannya

Ia menggunakannya untuk mendapatkan gelar kapten dengan melanggar tradisi.
Karawaci tempo dulu.
Karawaci tempo dulu.

Dalam beberapa hari terakhir, terutama setelah aksi sejumlah pemuda Tionghoa membersihkan makam Oey Kiat Tjin — kapten Cina Tangerang terakhir — nama Karawaci jadi perbincangan. Maklum, Oey Kiat Tjin adalah landheer, atau tuan tanah Karawaci, Tjilongok, Gandoe, Grendeng, dan Cibodas.

Namun, Oey Kiat Tjin relatif tidak populer dibanding Oey Djie San, ayahnya yang mewariskan seluruh tanahnya. Oey Djie San, dengan landhuis Karawaci, lebih sering ditulis di bebagai media online, situs pribadi, dan komunitas.

Dari sekian banyak tulisan itu, ada satu yang membahas asal-usul nama Karawaci. Disebutkan, Karawaci adalah akronim Kampung Rawa Cina. Nama ini muncul ketika Oey Djie San mengerahkan penduduk di tanah partikelirnya untuk mengubah rawa-rawa menjadi persawahan.

Tanah partikelir itu kemudian berkembang menjadi Kampung Rawa Cina. Saat itu, kata si penulis, Karawaci adalah kampung yang ramai dengan lalu-lalang orang Tionghoa dari sekujur Tangerang dan wilayah lain.

Namun, pada bagian berikut tulisannya, si penulis mengatakan nama Karawaci telah ada jauh sebelum Oey Djie San memiliki tanah itu. Bahkan Karawaci telah ada sejak era Gubernur Jenderal Jeremias van Riemsdijk 1775-1777.

× Image