Home > Sejarah

Oey Kiat Tjin dan Nasib Tragis Kapitein der Chinezen Tangerang Terakhir

Oey Kiat Tjin menjadi sosok terlupa dan makamnya yang relatif indah dan mahal teraniaya.

Dua Pertanyaan tentang Kapten Oey Kiat Tjin

Rumah Oey Kiat Tjin di Tangerang sekitar tahun 1922.
Rumah Oey Kiat Tjin di Tangerang sekitar tahun 1922.

Namun, bukan itu yang penting diceritakan di sini. Kita mungkin bisa mulai dari pertanyaan, mengapa butuh waktu tiga tahun -- terhitung sejak kematian Oey Djie San -- bagi Oey Kiat Tjin untuk diangkat sebagai kapten.

Dalam sisitem perwira tradisional Cina, sebuah sistem yang dimulai era VOC, kapten atau letnan adalah status diwariskan. Artinya, setelah Oey Djie San meninggal, Oey Kiat Tjin otomatis menjadi panggantinya. Otoritas Hindia-Belanda akan mengeluarkan surat pengesahan, meski mungkin tak selalu diwarnai upacara.

Sebagai anak tertua, Oey Kiat Tjin adalah pewaris semua properti dan kekayaan ayahnya, yang dipastikan menjadi orang terkaya di Tangerang saat itu. Dalam sistem perwira, pemimpin komunitas Tionghoa -- yang diberi pangkat tituler kapten atau letnan -- adalah orang terkaya.

Di bawah kapten, terdapat sejumlah letnan yang notabene terdiri dari orang-orang kaya dengan jumlah properti tidak lebih banyak dari yang dimiliki sang kapten.

Pertanyaan kedua adalah mengapa setelah kematian Oey Kiat Tjin, pemerintah Hindia-Belanda tidak mengangkat anak tertua almarhum – yang mewariskan seluruh kekayaan sang ayah – sebagi penggantinya.

× Image