Home > Sejarah

Sultan Agung dan Kiprah Islamisasi Jawa Bukan Pekerjaan Semalam

Sangat berliku ketika ajaran Islam dibumikan di masyarakat Jawa

Di dalam dalam kata pengantar kitab-kitab versi baru tersebut, Ratu Pakubuwana menegaskan bahwa dirinya secara khusus diberkahi Tuhan dan bawa kitab-kitab itu akan memancarkan kekuadan adikodrati yang akan menuntunnya meuju kesempurnaan serta memperkokoh kekuasaan cucunya, menjadikan Pakubuwana II menjadi seorang raja sufu yang ideal.

Ada berbagai upayayangdibuat pihak kratin untuk menjadikan masyarakat menjadi lebih saleh dan Islami. Masyaraat diperintah untk rajin datang ke masjid unuk beribadah pada hari Jumat, judi dianggap sebagai perbuatan melanggar hukum di istana (kecuali sabung ayam) dan ada bukti bahwa tangan pencuri dipotong. Namun demikian doktrin pra Islam, karya sastra dan praktik lain tetap dipertahankan di Istana, tetapi kini sepenuhnya dipahami sebagai sesuatu yang sepenuhnya Islami. Proyek Islamisasi ini juga idionisinkratis dalam hal-hal lain. Madat (secara teori) dilarang, namun selera kaum bangsawan terhadap anggur, minuman, dan bir dari Eropa secara kasat mata dibiarkan.

× Image