Home > Budaya

Anjelina Catharina Valentijn: Cinderella Tanpa Sepatu Kaca dari Citeureup

isah Cinderella dari Citeureup itu berakhir dalam kesunyian sempurna

Tahun 1802, di rumahnya di Roea Malacca (Roa Malaka - red), Wustenburg mengembuskan nafas terakhir. Sesuai wasiat yang ditulis di depan notaris, tanah partikerlir Tjitrap dan Soekaradja jatuh ke tangan Anjelina.

Anjelina menjadi budak pertama yang bergelar landheer, alias tuan tanah di Bataviasche Ommelanden. Ia menikmati semua kemewahan, dan mengisi pundi-pundinya dari hasil kebun maha luas di Citeureup dan Soekaradja.

Sebagai janda kaya dan masih sangat muda, usianya diperkirakan belum 25 tahun saat itu, tidak sulit bagi Anjelina mencari suami kedua dari kalangan elite Belanda. Tahun 1803, hanya beberapa bulan setelah Wustenberg meninggal, Anjelina menikah lagi dengan Johannes Loetzrich, wakil presen College van Schepenen atau dewan jaksa Ommelanden.

Dr Van den Wall menulis rumah tangga keduanya tak berlangsung lama, kurang satu tahun, karena Loetzrich meninggal dunia. Loetzrich tak mewariskan tanah pertanian tapi harta dalam bentuk lain yang luar biasa besar.

Anjelina makin kaya. Sekali lagi, tidak butuh waktu lama bagi Anjelina untuk menjada. Beberapa bulan setelah berduka kali kedua atas kematian suami, ia menikah lagi dengan Adriaan Maarschalk -- mantan kapten tituler Angkatan Laut dan pejabat yurisdiksi Bataviasche Ommelanden.

Maarschalk seorang duda. Dari pernikahan pertamanya ia punya seorang putri bernama Elizabeth Magdalena Buys van Nagapatnam. Ia mengelola bisnis di Batavia, dan Anjelina menjalankan tanah partikelirnya.

Tidak diketahui berapa lama Angelina dan Maarchalk menjalani kehidupan rumah tangga, dan apakah memiliki anak. Catatan terakhir tentang Anjelina adalah tentang kematiannya tahun 1817 dan tanah partikelir Tjitrap dan Soekaradja dijual ke Augustijn Michiels -- majoor der Papangers, atau mayor tituler orang Papango (Filipina) -- dengan harga 91 ribu gulden.

Kisah Cinderella dari Citeureup itu berakhir dalam kesunyian sempurna, atau sengaja ditutupi agar tidak mengganggu kemurnian kekuasaan ras kulit putih Belanda.

× Image