Home > Olahraga

The New York Times: Sepak Bola, Kematian dan Polisi yang tak Pernah Salah

Tragedi kerusuhan suporter sepakbola di Malang menjadi sorotan media The New York Times

Para ahli mengatakan tragedi itu mengungkapkan masalah sistemik yang dihadapi polisi, banyak di antaranya kurang terlatih dalam pengendalian massa dan sangat militeristik. Dalam hampir semua kasus, para analis mengatakan, mereka tidak pernah harus menjawab kesalahan langkah yang dilakukan.

“Bagi saya, ini benar-benar fungsi dari kegagalan reformasi kepolisian di Indonesia,” kata Jacqui Baker, ekonom politik di Murdoch University di Perth, Australia, yang mempelajari kepolisian di Indonesia.

Selama lebih dari dua dekade, aktivis HAM dan ombudsman pemerintah telah melakukan penyelidikan atas tindakan polisi Indonesia. Laporan-laporan ini, menurut Ms. Baker, sering sampai ke kepala Kepolisian, tetapi tidak banyak atau tidak berpengaruh sama sekali.

“Mengapa kita terus dihadapkan dengan impunitas (pembiaran atas kesalahan, red)?” kata dia. “Karena tidak ada kepentingan politik untuk benar-benar mewujudkan kepolisian yang profesional.”

Setelah kekerasan pada hari Sabtu, banyak orang Indonesia bicara di Twitter untuk menyerukan agar Kapolri dipecat. Dan, pada Senin malam, hampir 16.000 orang telah menandatangani petisi yang menyerukan polisi untuk berhenti menggunakan gas air mata. Pemerintah bergerak cepat untuk meredam kemarahan publik, menskors kepala polisi kota Malang dan berjanji untuk mengumumkan nama-nama tersangka yang bertanggung jawab atas tragedi itu dalam beberapa hari.

× Image