Home > Olahraga

Ramadhan Pemain Bola Muslim di Liga Elit Eropa: Gocekan Syiar Di antara Gol Tenar

Ramadhan pesosohor sepakbola Muslim di Eropa

Sebuah studi yang dilakukan Lab Kebijakan Imigrasi Universitas Stanford (Stanford University Immigration Policy Lab) dan dilansir ESPN pada 3 Juni 2019 menunjukkan kehadiran Mo Salah di Liverpool telah menurunkan sikap Islamophobia sebanyak 50% dan kejahatan berbasis rasisme sebanyak 19%.

“Responden mengetahui bagaimana sikap seorang muslim—mungkin pertama kali dalam hidup mereka—ketika melihat Mo Salah selalu sujud setiap kali mencetak gol,” bunyi salah satu poin penelitian yang melibatkan 8.000 orang fans Liverpool dan menganalis 15 juta cuitan fans setelah Mo Salah bergabung di klub Inggris itu. Tentang aksi sujud syukurnya itu sang pesepakbola menjelaskan, “Sudah kebiasaan saya sejak remaja. Di mana pun saya bermain bola kalau saya mencetak gol, saya selalu sujud di lapangan,” kata pesepakbola yang juga punya kebiasaan selalu berwudu sebelum bertanding ini.

Islamophobia memang bukan persoalan enteng di Inggris. Pasca Tragedi 9/11 di New York City, AS, gelombang kebencian terhadap Islam juga meningkat di kalangan rakyat Negeri Ratu Elizabeth yang memiliki hubungan emosional khusus dengan warga AS. Survei yang dilakukan YouGov sepanjang 2015-2017 menunjukkan hasil 60% rakyat Inggris menganggap “ajaran Islam bertentangan dengan nilai-nilai Inggris”. Namun sejak Mo Salah bergabung dengan Liverpool pada Juni 2017 dan menorehkan kontribusi emas bagi klub, angka Islamophobia terus menurun secara signifikan.

Ternyata hal ini bukan hanya angka-angka di atas kertas. Seorang fans sepak bola bernama Ben Bird memutuskan untuk menjadi muslim setelah terkesima menyimak kehidupan Mo Salah di dalam dan di luar lapangan sepak bola. “Dulu saya seorang Islamophobia dan anggap semua muslim di Inggris adalah teroris,” ungkapnya kepada harian The Guardian, 3 Oktober 2019. “Saya menganggap orang-orang Islam itu tak mau berbaur dan punya tujuan untuk mengambil alih Inggris. Saya selalu melihat kaum muslimin seperti gajah di dalam ruangan. Saya benci mereka,” lanjutnya.

Ben bukan fans Liverpool, dia penggemar fanatik klub Nottingham Forest dan pemegang tiket musiman. Tapi kehadiran Mo Salah di Stadion Anfield dan berita tentang dirinya yang terus meningkat dari waktu ke waktu membuat Ben memutuskan untuk lebih menggali lebih dalam tentang kehidupan sang bintang dan ajaran Islam. “Kehidupan Salah menunjukkan kepada saya bahwa bahwa Anda bisa hidup normal dengan menjadi seorang muslim. Begitu saya membaca (terjemahan) Al Qur’an dan ajaran Islam, saya menemukan hal berbeda dari yang sering dipublikasikasikan media massa,” paparnya.

Singkat cerita, Ben kemudian memutuskan menjadi pemeluk agama Islam. Apa yang akan dilakukannya sekarang? “Sebetulnya saya sama saja dengan Ben yang dulu. Yang akan berubah hanya gaya hidup saya. Sebelum memeluk Islam, saya menonton pertandingan sepak bola di stadion atau pub, diikuti dengan pasang taruhan, sebelum menyadari kehilangan banyak uang karena kalah judi. Ini bagian budaya fans sepak bola di Inggris. Setelah menjadi muslim, saya harus ubah kebiasaan (bertaruh) itu. Sebagai muslim saya harus berjuang keras agar tak lagi punya kebiasaan itu. Mo Salah adalah hadiah dari Allah bagi keislaman saya.”

× Image