Home > Sejarah

Kisah Robin Hood Batavia: Antara Si Pitung dan Si Patai

Kisah maling budiman ala Betawi.
Ma'an (jongkok), anggota gerombolan yang menunjukan persembunyian Si Patai, dikelilingi personel patroli KNIL; Wooran, Aboe, Soegiman, dan Ronopawiro.
Ma'an (jongkok), anggota gerombolan yang menunjukan persembunyian Si Patai, dikelilingi personel patroli KNIL; Wooran, Aboe, Soegiman, dan Ronopawiro.

Oleh: Teguh Setiawan, peneliti sejarah Betawi.

Koran-koran Hindia-Belanda menulisnya Sipatai. Sejarawan lokal Minangkabau lebih suka menulis Si Patai. Saya harus memilih salah satu, dan saya menyukai Si Patai.

Alasannya sederhana, agar lebih mudah diingat, seperti orang Betawi mengingat Si Pitung. Si Pitung dan Si Patai hidup di kurun waktu berbeda. Si Pitung beraksi di pinggiran Batavia tahun 1870-an. Si Patai berkarier tahun 1908-1927 di Sumatera Barat.

"Si Patai orang yang cukup istirahat. Saat bermalam di sebuah kampung, dia selalu sukses menggugah simpati masyarakat dengan bertindak sebagai dermawan," tulis _Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indië_ , koran terkemuka di Hindia-Belanda saat itu.

"Penjahat kami menggarap imajinasi masyarakat sedemikian rupa. Ia nyaris menjadi tokoh legendaris," tulis _Indische Courant._

Dalam artikel _*Een uitgeslapen kerel*_ _ , penulis project2021.ntr.nl bertutur; Si Patai tak pernah melakukan teror, tapi membiarkan masyarakat melakukannya.

× Image