Home > Sastra

Puisi dari Kamp Palestina di Lebanon Selatan, Sabra dan Shatila

Renungan kerinduan pengungsi Palestina akan rumahnya yang kini di rampas israel
Monumen tragedi pengungsi Palestina di Kamp Sabra dan Shatila yang berada di Lebanon selatan karena diserang pasukan Israel pada tahin 1982.
Monumen tragedi pengungsi Palestina di Kamp Sabra dan Shatila yang berada di Lebanon selatan karena diserang pasukan Israel pada tahin 1982.

KICAU SEPASANG BALAM DI GERBANG SABRA-SHATILA

Sepasang mata biru membasah

menatap luruh yang jauh

pada ujung palka atap tersisa

Di ujung tepian sana ada sepasang balam

berdendang riuh

merenda sarang

mengepak sayap

mengepak ranting zaitun sehelai demi sehelai

demi membangun sepetak impian rumah surga

Tanyanya, aku rindukan Ali?

setelah usai amarah karbala

menjemput Fatma yang berangkat tadi pagi

bersama auman burung besi dan lantak mesiu

Ucapnya lagi, aku tak akan mengucurkan air mata

apalagi bersedih

Lihatlah Ali pergi berkuda dengan jubah biru Ayubi

Lalu terbang bersama wewangian Attar

Bersama labuh pujian nyanyian Daud

Dijemput buraq ke kubah emas aqsa

Maka, tak akan punah riduku

Pada sepasang mata biru itu

Di tubir akhir badai November sebelum hujan

Di gerbang Sabra-Shatila

× Image