Home > Sastra

Puisi dari Lebanon dan Balkan: Elija, Ein Helwa, Nyanyian Kekasih di Khalil Gibran Street

Puini tentang Elija, Ein Helwa, Nyanyian Kekasih di Khalik Gubran Street

Ain Helwa

Adakah kau simpan lenguh rinduku pada laut berkapur:

Ain Helwa. Pucuk pinus hanya menyisahkan tiris embun

daun. Dan raunganku terkapar pada padang-padang tandus

kaktus. Darahku menetes. Aku panggil Rumi. Ia tak

datang juga. Bayangannya hanya menjelma pada tali

pusar gadis Rusia. Atau, pada usungan keranda lelaki

Palestina bersenjata.

Sudah lama tanah ini menjadi batu. Jauh sebelum Musa

terusir dari tanah perjanjian. Dan jauh sebelum Tuhan

menampakan diri pada bukit Tursina.

Di sebuah plaza aku hanya temukan Gibran yang

menggigil kedinginan. Dia hanya bisa menyeru, tapi

Tuhan lari entah kemana. Wajahnya pasi seperti ragi.

Rindunya pada masa kanak tersangkut pada butik Kosmo

Amerika. Sedangkan mimpinya terbang sendirian. Tanpa

busur. Tanpa anak panah.

Inilah tanah impian. Seratus nabi dan ribuan pengungsi

telah lahir di sini.

Ain Helwa engkaulah nisan dalam hidupku.

Gaza-Beirut 2003

× Image