Home > Politik

DK PBB Adopsi Resolusi Tuntuan Gencatan Senjata di Gaza, AS Abstain

Amerika Serikat abstain dalam pemungutan suara di DK PBB.

‘Pilih perdamaian’

Kementerian juga menekankan pentingnya mengintensifkan upaya untuk mencapai gencatan senjata permanen setelah Ramadhan, mengamankan masuknya bantuan, berupaya membebaskan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, serta pencegahan perpindahan paksa.

Hamas juga menyambut baik resolusi tersebut, dan dalam sebuah pernyataan mengatakan pihaknya “menegaskan kesiapan untuk segera melakukan pertukaran tahanan di kedua pihak”.

Sementara itu, Prancis mendesak dilakukannya gencatan senjata permanen antara Israel dan Hamas.

“Krisis ini belum berakhir. Dewan kami harus tetap dimobilisasi dan segera kembali bekerja. Setelah Ramadhan, yang berakhir dalam dua minggu, gencatan senjata permanen harus dilakukan,” kata perwakilan Prancis di PBB, Nicolas de Riviere.

Pemungutan suara terbaru terjadi setelah Rusia dan Tiongkok memveto resolusi yang disponsori AS pada hari Jumat yang akan mendukung “gencatan senjata segera dan berkelanjutan”.

Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Vasily Alekseyevich Nebenzya mengatakan negaranya berharap resolusi tersebut akan digunakan untuk “kepentingan perdamaian” daripada memajukan “operasi tidak manusiawi Israel terhadap Palestina”.

“Sangatlah penting bagi Dewan Keamanan PBB, untuk pertama kalinya, menuntut semua pihak untuk segera melakukan gencatan senjata, meskipun hanya terbatas pada bulan Ramadhan,” katanya. “Sayangnya, apa yang terjadi setelah itu masih belum jelas.”

Rusia mencoba mendorong penggunaan kata “permanen”. Mereka mengeluh bahwa membatalkan perjanjian tersebut akan memungkinkan Israel “melanjutkan operasi militernya di Jalur Gaza kapan saja” setelah Ramadhan, yang berakhir pada 9 April.

“Kami kecewa karena gagal lolos,” kata Nebenzya.

× Image