Home > Budaya

Kasus La Galigo: Agama itu Tak Hilang, Tapi Berubah Menjadi Sastra?

Beberapa agama yang kini berjaya pada waktunya dapat pula hanya diapresiasi sebagai sastra seperti kasus La Gali

Ke depan, apa yang akan kita lihat dari La Galigo ini? Naskah ini akan bertahan sebagai pertunjukan seni, sebagai teater. Hal yang kuno sekali pun, yang mitologi sekalipun tetap digemari untuk dikemas menjadi pertunjukkan seni modern.

La Galigo pun tetap bertahan sebagai sastra kuno. Ia akan memperkaya dunia. Sastra kuno tak hanya memilki Mahabharata, tak hanya menyimpan Ramayana. Tapi juga ada dalam koleksi itu ada La Galigo, naskah dari ujung timur Sulawesi Selatan.

La Galigo pun akan bertahan sebagai dokumen sejarah untuk memahami kesadaran masyarakat lokal Sulawesi Selatan tempo dulu.

Namun ada juga yang akan memudar dari La Galigo. Ia akan memudar sebagai narasi kisah manusia pertama. La Galigo dikalahkan oleh narasi agama Ibrahim yang mengisahkan Adam dan Hawa sebagai manusia pertama.

Juga kisah manusia pertama La Galigo akan dikalahkan oleh narasi ilmu pengetahuan. Teori evolusi mengisahkan datangnya manusia sebagai proses evolusi dari hewan yang lebih rendah.

La Galigo juga akan memudar sebagai agama lokal dan panduan hidup.

Zaman terus berubah. Datang pengetahuan baru. Hadir narasi baru. Tercipta teknologi baru. Semua melahirkan kebutuhan baru yang tak bisa diakomodasi lagi oleh ajaran-ajaran La Galigo.

Kisah dalam kitab La Galigo yang pada masanya dianggap mencerahkan kini sebagian darinya menjadi sangat kuno.

× Image