Di Balik Sukses India Mencapai Bulan, Ada Satu Ilmuwan Muslim yang Berperan
Mengubah Gereja Jadi Laboratorium
Di INCOSPA, Kalam bagian dari tim yang mengawasi peluncuran roket pertama. Sarabhai memusatkan perhatian pada Thumba, sebuah desa nelayan terpencil, sebagai lokasi peluncuran. Alasan Sarabhai, Thuba terletak dekat ekuator Bumi.
Ilmuwan membujuk penduduk desa untuk menyerahkan tanahnya kepada INCOSPAR, yang akan digunakan sebagai tempat peluncuran. Pastor Gereja Maria Magdalena menyerahkan bangunannya kepada ilmuwan.
Kalam mengubah ruang misa gereja sebagai laboratorium. Rumah uskup, tulis Anil Dharker, dijadikan pusat desain roket.
Para ilmuwan bekerja di bawah kondisi menyedihkan. Mereka meneliti di bawah terik matahari, karena tidak ada energi yang bisa menerangi ruangan.
Tidak pula ada akomodasi, yang membuat pengujian roket harus dilakukan di tempat yang jauh. Untuk mencapai tempat itu, bagian-bagian roket dibawa dengan sepeda atau digotong beramai-ramai jalan kaki.
Jika roket cukup besar, ilmuwan mengerahkan gerobak lembu untuk membawa bagian-bagian roket dari lokasi pembuatan ke area pengujian.
Pada 21 November 1963, roket Nike Apache yang berusara keras diluncurkan dari Thumba. AS, Prancis, dan Uni Soviet, berkontribusi besar atas peluncuran ini.
AS menyediakan dua roket, Prancis menyediakan muatan uap natrium, dan Uni Soviet memberikan helikopter Mi-4 untuk melacak jangkauan terbang roket.
Anil Dharker menulis ISRO harus membangun kendaraan peluncur satelit untuk menempatkan satelit di orbit Bumi. Sarabhai ingin Kalam memimpin misi ini. Namun sebelum keputusan itu diambil, Sarabhai meninggal dunia pada 30 Desember 1971.
Satish Dhawan menggantikan Sarabhai dan tahu apa yang harus dilakukan. Ia menunjuk Kalam sebagai penanggung jawab program SLV-3.
Tahun 1975, satelit Aryabhatta diluncurkan oleh Uni Soviet menggunakan kendaraan peluncur Kosmos-3M dari Kasputin Yar. India memulai eksplorasi ruang angkasa.